Hades & Persephone

Hades& Persephone copy

Cast :

MinhoChoi Minho as Hades –dewa dunia bawah/dewa kematian.

Chae WonCho Chae Won as Persephone –dewi dunia bawah

(*sebelumnya adalah dewi musim semi)

MinjungLee Min Jung as Demeter –dewi pertanian

Joong KiSong Joong Ki as Helios –dewa matahari

SiwonChoi Siwon as Zeus –dewa langit/penguasa para dewa

and Introducing

50a46f2d99139_50a46f2d99cf3Kerberos

Genre : Mitologi Yunani, Romance, Fantasy

Length : One shoot

Poster & Storyline : Rosaliaaocha

**

“Love Me Like I Do…”

**

*NB : Cerita fiktif berdasarkan mitologi yunani yang diambil dari beberapa sumber. Dan cerita tidak sepenuhnya sama dengan mitologi. Bisa ditambah atau dikurangi sesuai alur yang diinginkan author-nya ^^ Well, it’s my version. Enjoy it!

**

Other stories :

Pygmalion & Galatea copyEros & Psyche copy

**

Bumi nampak indah dengan rerumputan hijau juga bunga-bungaan terhampar indah dikelilingi lautan luas. Tak pernah ada hari di mana bunga berguguran atau dedaunan yang tak lagi menempel pada ranting-ranting pohon. Semua tanaman tampak tumbuh dengan indahnya. Ini semua berkat si dewi pertanian, Lee Min Jung. Min Jung merawat seluruh tanaman dengan baik. Tak terkecuali pun.

“Chae Won…” Panggil Min Jung pada putri tunggalnya yang amat dia sayangi. “Kemarilah!”

“Ada apa eomma?”

Gadis cantik itu –Chae Won- disebut-sebut sebagai penerus Min Jung. Dia juga ikut membantu ibu-nya merawat tanaman. Kecantikan Chae Won tak diragukan. Meski tak secantik dewi kecantikan, gadis itu tetap mampu mempesona mata lelaki. Hanya saja, Min Jung –sang ibu- tak pernah membiarkan anak gadisnya itu didekati lelaki. Dia amat posesif dan menjaga putrinya itu dengan baik.

“Teman-temanmu mengajakmu pergi ke mana? Kau yakin akan ikut?”

“Hanya ke taman dekat danau. Memang tidak boleh ke sana?”

“Tapi eomma tidak bisa ikut jadi…”

“Jangan khawatir, eomma. Aku bisa menjaga diriku dengan baik. Lagipula aku tidak sendirian kan? Ada Jiyoung dan Wendy bersamaku.”

“Tapi…”

Eomma… aku sudah dewasa. Mau sampai kapan aku diawasi seperti anak kecil begitu? Jangan khawatirkan aku, oke?”

“Baiklah. Jika itu maumu. Tapi jangan pulang larut malam, ne?”

“Hmm…”

Chae Won tersenyum lebar. Meyakinkan ibu-nya agar tak mengkhawatirkan dirinya. Sebenarnya ini bukan kali pertama Chae Won pergi tanpa Min Jung. Hanya saja selama ini Chae Won tak pergi terlalu jauh juga Min Jung masih bisa mengawasinya dari dalam rumah. Tidak dengan kepergiannya bersama kedua temannya itu, mereka akan mengajak Chae Won ke taman bunga dekat danau yang jaraknya lebih jauh.

“Jika terjadi sesuatu, cepat kembali ke rumah atau berteriak, ne?”

“Hmm… Eomma jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja.”

Min Jung berusaha tersenyum. Memberikan putrinya ijin untuk pergi meski hatinya merasa amat khawatir dan gusar.

“Hati-hati, Chae Won-ah!”

**

Gerbang dunia bawah terbuka lebar. Sesosok makhluk raksasa dengan bentuk anjing berkepala tiga keluar bersama si empunya. Seorang dewa yang tak terlihat bersinar oleh cahaya terang tapi justru bersinar oleh cahaya api yang didapatkannya dari kegelapan dunia bawah. Dialah Choi Minho si penguasa dunia bawah, dewa yang paling ditakuti bahkan oleh para dewa sendiri. Sosoknya tampan rupawan dengan tubuh kekar namun tak terlihat bersahabat sama sekali.

Minho hanya keluar untuk membawa kembali arwah-arwah yang kabur ketika pintu gerbang dunia bawah terbuka. Berpatroli –seperti yang dia lakukan sekarang- sesekali untuk memastikan tak kehilangan satu arwah pun.

“Sudah lama rasanya aku tidak menghirup udara seperti ini.” Gumam Minho melihat ke sekelilingnya. Udara baginya hanyalah hal langka, lantaran udara yang biasa dia hirup hanyalah hawa api neraka. “Kau tunggu-lah di sini. Aku akan mengambilkan sedikit air untukmu, Kerberos.” Ucap minho yang turun dari hewan peliharaannya yang menyeramkan –si anjing berkepala tiga.

Minho melangkah menuju sebuah danau yang dia ketahui berada di dekat taman bunga tempatnya berada kini. Bahkan hanya langkahnya yang tegas pun sudah menakutkan bagi makhluk-makhluk hidup di sekelilingnya. Mereka semua bersembunyi, berlarian, hanya untuk menghindari sosok Minho yang dapat membuat mereka terperangkap di dunia bawah.

“Jadi para dewi sedang bermain.” Minho menyunggingkan senyuman kecilnya saat melihat beberapa dewi berterbangan di atas taman bunga. Dia tak mengenal mereka meski dirinya termasuk golongan dewa. Kehidupannya yang ada di dunia bawah lah yang membuat dia merasa terasing.

**

“Chae Won-ah, tunggu-lah di sini, kami akan melihat bunga di seberang danau.”

“Aku ikut.” Sahut Chae Won tak mau ketinggalan dua orang temannya.

“Harus ada yang menjaga keranjang bunga kita. Lagipula jika ibu-mu tahu kau ke sebrang sana bisa-bisa kau tidak diperbolehkan lagi pergi dengan kami.” Sahut salah satu temannya.

“Ah iya. Kalau begitu cepat kembali ne!”

“Hmm…”

Chae Won hanya melambaikan tangan pada kedua temannya yang sudah bergegas pergi ke sebrang danau. Tempat bunga-bunga lain yang lebih banyak berada. Mereka bertiga sepakat mengumpulkan bunga untuk dirangkai dan dikenakan sebagai penghias rambut mereka. Chae Won juga berpikiran untuk membuatkan ibu-nya.

“Yeppeo…”

Chae Won menoleh. Kedua matanya membulat sempurna begitu melihat sosok jangkung dengan jubah hitam menakutkan berada di hadapannya kini.

“Si… siapa kau?” Tanya Chae Won tergagap.

“Aku belum pernah melihat gadis secantik mu. Tunggu… kau punya sayap, apa kau seorang dewi?”

“K… kau si… siapa?”

“Choi Minho.” Jawab seseorang yang telah membuat Chae Won terkejut barusan. “Aku takkan menyakitimu. Tenang saja.”

Chae Won justru kian ketakutan dan memundurkan langkahnya. Semakin Minho mendekat, semakin dia mundur.

BYUUR!!!!

Chae Won tercebur ke danau karena tak melihat langkahnya. Dengan sigap, Minho menolongnya. Terjun ke dalam danau dan menggendong tubuh gadis itu hingga kembali ke atas permukaan.

Gwaenchanayo?” Tanya Minho khawatir.

N… ne.”

Minho mengerjapkan matanya tak percaya. Menatap gadis cantik yang dia temui dalam jarak dekat seperti ini bahkan membuat perasaannya tak menentu. Tak dia sadari di atas sana, Myungsoo –si dewa cinta- baru saja melepaskan anak panahnya pada Minho.

Perasaan menggebu Minho tak dapat dibendung. Bahkan tak melepaskan sejengkalpun tubuh Chae Won dari pandangannya. Meski Chae Won sudah beranjak dari tempatnya semula dan berterima kasih pada Minho karena telah menyelamatkannya, Minho tetap terpaku. Mengikuti langkah Chae Won dalam jarak dekat. Memperhatikan setiap gerak-gerik gadis itu. Dan semakin dia memperhatikannya, semakin dia jatuh dalam pesona Chae Won.

“Grrrr….”

Minho menoleh. Sosok Kerberos mendatanginya lantaran sudah terlalu lama tuan-nya itu meninggalkannya. Mendekati tempat Minho berada dengan suara menakutkannya. Membuat Chae Won kembali terkejut akan sosok makhluk yang baru kali ini dia lihat.

“Tenanglah, Kerberos. Tenanglah…” Ucap Minho panik karena melihat Chae Won terkejut dan kembali menjauh darinya. “Aissh…” Tapi tentu saja Kerberos tak bisa diatur. Makhluk itu tetap mengaum dan mendekati Minho hingga pria itu frustrasi. Di satu sisi dia ingin menahan Kerberos dan di sisi lain dia ingin menahan Chae Won.

Akhirnya satu hal yang dapat dia lakukan untuk mendapatkan keduanya. Dengan menunggangi kembali Kerberos, Minho mengejar Chae Won, mengangkat tubuhnya hingga ikut menaikki Kerberos dan didekapnya erat.

“APA YANG KAU LAKUKAN?”

“Kumohon diamlah.”

“LEPASKAN AKU!”

“Tidak! Aku ingin kau bersamaku.”

“Kumohon lepaskan aku!”

“Tidak akan pernah.”

Minho mengabaikan permintaan Chae Won hingga gadis itu menangis.

EOMMAAAAA….”

**

Min Jung tersentak. Angin membawa suara putrinya yang berteriak meminta tolong dengan nada pilu. Hatinya ikut meringis sedih. Rasa khawatir dan cemasnya memuncak. Langkahnya bergegas keluar dari kediamannya untuk menuju tempat terakhir anaknya –mungkin- berada.

“Di mana Chae Won?”

Min Jung melihat dua orang teman Chae Won tanpa ada putrinya di antara mereka. Keduanya ikut terlihat panik.

“I… itu… saat kami kembali, Chae Won sudah tak ada.”

MWO? Ke mana dia? Apa dia bersama seseorang? Katakan padaku! Katakan apa yang terjadi!” Min Jung diterpa kekalutan. Putri kesayangannya menghilang tanpa jejak dan tak ada yang tahu siapa yang telah menculiknya. Meninggalkan suara teriakan pilu yang menghampiri indra pendengarnya saja.

**

Sementara itu, Minho telah berhasil membawa Chae Won menuju dunia-nya. Menutup rapat-rapat gerbang dunia bawah yang bahkan masih belum waktunya untuk tertutup. Hanya demi memastikan jika gadisnya tak kan lari lagi darinya, Minho melakukan hal itu. Tak peduli kan hal lain bahkan isakan si gadis.

“Kumohon lepaskan aku, dewa… aku… aku ingin bersama ibu-ku.” Isak Chae Won masih memohon belas kasihan Minho.

“Aku akan memberikan apapun padamu. Tapi jangan meminta untuk membiarkanmu pergi dariku. Aku… begitu mencintaimu.”

Chae Won kembali terkejut dengan kalimat tiba-tiba seorang pria di hadapannya. Pria dengan sosok menyeramkan yang hanya dengan melihatnya dari jauh pun sudah mampu membuat bulu kuduk berdiri.

“Tapi aku ingin pulang…”

Minho menghela nafasnya perlahan. Dia bersujud di hadapan Chae Won. Menyeka air mata yang berlinang dari kedua mata hazel milik Chae Won. Mengusapnya lembut seolah kulit halus Chae Won akan rusak hanya karena sentuhannya.

“Jangan menangis…. Tangisanmu membuatku sakit juga… kumohon…”

Tapi Chae Won tetap menangis. Tak menghiraukan permintaan Minho yang masih lembut padanya.

Minho beranjak.

Dia menggeram kecil dalam hati karena sudah semakin frustrasi. Ego-nya memang yang menginginkan Chae Won tetap berada di sisinya tanpa memperbolehkan gadis itu menemui ibu-nya. Karena dia yakin jika Chae Won pergi, gadis itu takkan pernah kembali. Maka Minho tak mau kehilangan gadis itu. Tidak seditikpun.

“Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Tidak akan pernah!” Ucap Minho tegas lantas meninggalkan Chae Won sendirian menangis di kediamannya.

**

Hari demi hari pun berlalu….

Chae Won hanya berada di kamar. Sesekali Minho mengunjunginya untuk menawarkan makanan atau berbagai hadiah yang dia yakini dapat mengubah pikiran gadis yang dia cintai itu.

Seperti hari ini.

Dia membawa bunga-bungaan yang dirangkainya dengan susah payah meski hasilnya kacau balau.

“Aku membawakan bunga yang kau sukai. Beberapa tangkai mawar berwarna merah, tulip putih, dan… aku lupa bunga apa ini.” Ucap Minho menyodorkan rangkaian bunga yang telah dia susun sedemikian rupa.

“Itu daisy… daisy merah.” Sahut Chae Won dan melihat rangkaian bunga yang Minho berikan untuknya. “Apa kau yang merangkainya?”

Minho mengangguk dengan senyuman polosnya. Dia sendiri tak tahu apa yang diperbuatnya. Yang dia tahu Chae Won menyukai bunga-bungaan hingga dia rela membawakannya dan merangkainya sendiri lantaran para peri bunga tak ada yang bersedia membantunya.

Chae Won terkekeh geli. Dia melihat rangkaian bunga yang terikat asal-asalan juga beberapa kelopak indahnya sudah hilang entah ke mana. Mungkin diterpa angin saat Minho membawanya dengan terburu-buru.

“Itu buruk ya?” Tunjuk Minho pada bunga pemberiannya.

Ani. Gomawo…” Sahut Chae Won dengan senyuman dibibirnya. “Aku suka.”

“Oh… kau tersenyum. Akhirnya kau tersenyum!” Pekik Minho riang. “Ya Tuhan, aku akan membawakan bunga-bungaan seperti itu lagi. Ani… aku akan membawakan taman berisi bunga seperti itu ke hadapanmu, otte?”

M… mwo? Andwe! Kau akan merusaknya. Ini sudah cukup bagiku. Terima kasih.”

Geurae? Kau ingin kubawakan sesuatu lagi?”

“Tidak per…”

Kruyuuk…

Suara perut Chae Won mengejutkan Minho. Kedua matanya membulat dan melihat Chae Won yang tampak memegangi perutnya.

“Astaga… aku lupa membawakan makan siang untukmu. Pabbo…” Minho mengutuk dirinya sendiri karena melupakan hal se-penting. Dia bahkan berkali-kali memukuli kepalanya sendiri.

“Aku hanya perlu sepotong roti saja dan air putih.”

“Tidak-tidak. Aku sudah menyiapkan santapan lezat. Tunggu sebentar, oke?”

Minho bergegas keluar kamar. Dan segera menuju dapur kediamannya. Menyiapkan makanan untuk gadisnya yang baru saja tersenyum.

Di sisi lain Chae Won masih tersenyum sambil memegangi rangkaian bunga Minho yang kacau balau itu. Merasakan bagaimana ketulusan pria itu padanya meski tetap saja dia sangat egois.

“Mawar merah berarti cinta… Tulip putih artinya permohonan maaf… dan Daisy merah… cinta diam-diam. Sangat dirimu sekali, Minho-ssi…” Gumam Chae Won dan mencium harum bunga yang hanya dengan sentuhannya berubah kembali utuh dan indah seperti tak terjadi apapun.

**

“CHAE WON-AH! CHO CHAE WOOOONNN!!!”

Min Jung masih berteriak frustrasi. Hari-harinya kian kacau karena masih tak tahu di mana keberadaan putri kesayangannya itu. Dia sudah bertanya pada dewa-dewi yang dia temui namun jawabannya tetaplah nihil. Entah pada siapa lagi dia harus bertanya.

“Kau mencari putrimu? Cho Chae Won yang bermain di taman bunga dekat danau?”

Min Jung menoleh. Sosok Song Joong Ki –dewa matahari- mendatanginya. Pria itu seolah baru saja memberikan oase di tengah padang gurun untuknya.

“Kau melihatnya? Cho Chae Won?”

“Hanya sepintas… karena aku hapal dengan suaranya dan saat itu dia berteriak memanggilmu.”

Ne… betul sekali, Joongki-ssi. Jadi kau tahu di mana dia?”

Song Joong Ki menggeleng pelan.

“Tapi aku tahu siapa yang membawanya.”

NE? Si… siapa itu?”

“Choi Minho. Si penguasa dunia bawah.”

Min Jung membelalakan matanya. Dia tak menyangka putrinya akan dibawa oleh si penguasa dunia bawah. Dia bahkan tak berpikir sampai ke sana. Pantas dia tak menemukan putrinya di manapun. Pantas dia tak ada yang tahu di mana putrinya. Pantas tak ada jejak yang tertinggal.

“Maaf aku baru mengabarimu karena saat itu Minho mengancamku. Hanya saja aku tak tega melihatmu seperti ini. Dan aku khawatir pada keselamatan putrimu.”

“Tidak apa-apa Joongki-ssi. Aku sungguh berterima kasih padamu.”

“Sama-sama. Aku harap kau dapat menemukan cara untuk membawanya kembali.”

Ne. Aku harus menemukannya.”

**

Chae Won merasa amat bosan selalu berada di kamarnya. Meski Minho membawakan hal-hal yang dia perlukan ke kamarnya, tapi tetap saja keadaan kamar yang itu-itu saja membuatnya amat jenuh. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi keluar saat Minho tak ada.

“Nona mau ke mana?”

Chae Won di hadang para penjaga dengan jubah hitam yang menutupi muka mereka. Penjaga-penjaga itu membawa sabit berukuran cukup besar.

“A… aku mau ber… berjalan-jalan. Bolehkah?”

“Tidak Nona. Tuan melarang kami untuk membiarkan Anda pergi.”

“Kalau begitu aku ingin bertemu Choi Minho. Bolehkah?”

Mereka mengangguk. Berjalan mengantarkan Chae Won menuju tempat Minho berada. Dan tibalah dia di sebuah ruangan luas yang diduga Chae Won sebagai kamar pria itu. Saat pintu-nya terbuka, Chae Won terkejut dengan seekor kelinci putih yang keluar begitu saja dari kamar.

“Hey, jangan la… Chae Won?”

“Maaf aku keluar kamar. Aku hanya bosan.”

“Hmm… tidak apa-apa asal kau tidak pergi keluar dari kediamanku.”

“Apa aku bisa?” Sahut Chae Won sambil terkekeh. “Tadi apa? Kenapa ada kelinci?”

“Itu…” Minho mendesah pelan. “Aku ingin membawakan kelinci itu padamu. Tapi jika dia keluar dari sini dan dilihat Kerberos, maka Kerberos pasti akan memakannya. Aku harus menunggu Kerberos tidur hanya saja sejak tadi dia berlarian ke sana kemari. Jika aku memakai kekuatanku untuk menangkapnya dia akan terpanggang. Dan… sekarang dia lari.” Minho terlihat frustrasi juga kecewa pada dirinya sendiri.  Padahal niatnya hanya ingin membawakan hewan lucu itu untuk Chae Won.

“Kau membawakannya untukku?”

Ne. Kau suka? Karena kau tidak ada teman aku ingin memberikan hewan peliharaan untukmu. Tentu saja bukan Kerberos, kau pasti ketakutan. Jadi aku memillih kelinci itu. Hanya saja ternyata dia sulit diatur.”

“Hahaha…” Chae Won terbahak mendengar penjelasan polos Minho diiringi wajah frustrasinya. “Lihat aku…”

Chae Won mencari si kelinci. Memastikan kelinci itu tidak menemui Kerberos di depan gerbang atau sampai terlihat ketiga pasang mata makhluk itu.

“Hai, kemarilah…” Chae Won berjongkok mengulurkan tangannya ke arah si kelinci dan perlahan menghampiri kelinci yang tengah terpojok di sudut ruangan. “Aku takkan menyakitimu…”

Perlahan tapi pasti Chae Won mendekat ke arah si kelinci dan menangkapnya dengan kedua tangan.

“Mudah sekali.” Ucap Minho terpaku di tempatnya. “Apa dia jantan? Sepertinya dia menyukaimu.” Geram Minho kesal.

“Apa kau cemburu pada seekor kelinci juga?”

“Aku cemburu pada semua hal yang kau sukai.” Minho menghela nafasnya perlahan. “Mereka beruntung karena disukai olehmu padahal tak melakukan apapun. Sementara aku. Sebanyak apapun aku menyenangkanmu, kau tak menyukaiku.”

Chae Won tersentak dengan kata-kata Minho. Apa dirinya sebegitu kejam tak menyukai pria polos yang tengah jatuh hati padanya. Tidak. Chae Won bahkan sudah mampu tersenyum setiap kali Minho memperlakukannya dengan amat baik. Bahkan Chae Won kerap menantikan kehadiran pria itu untuk sekedar membawakan makanan atau berbincang dengannya.

“Kau tidak perlu cemburu padanya, Minho-ssi.” Ucap Chae Won.

Langkahnya menghampiri sosok Minho yang masih berdiri memandangi dirinya yang tengah menggendong si kelinci putih.

“Tetap saja…” Sahut Minho.

Ani. Tidak perlu karena…” CHae Won menggigit bibir bagian bawahnya. Ragu akan kata-kata yang selanjutnya dia ingin ungkapkan. “…aku juga menyukaimu.”

Minho membulatkan matanya lebar-lebar. Tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan dari bibir Chae Won. Bahkan gadis itu kini hanya menunduk malu sambil mengelus bulu lembut si kelinci putih tanpa berani menatapnya untuk memberikan kepastian.

“A… apa yang kau katakan tadi?”

Ne? Hmm… a… aku…”

“Kau menyukaiku?”

N… ne.”

Jinjja?”

“Eoh…”

Minho tersenyum lebar. Di peluknya Chae Won dengan erat untuk meluapkan kebahagiaannya. Meski hanya disukai, baginya itu sudah hal yang luar biasa. Karena selama ini dia menganggap Chae Won amat membencinya. Terlebih setelah memisahkan gadis itu dengan ibu-nya.

**

Sementara itu di lain tempat…

Min Jung mondar-mandir. Tak ada hal yang bisa dia lakukan untuk menjemput putrinya. Tak ada juga yang bisa membantunya. Mereka semua mundur teratur begitu tahu jika yang akan ditemui adalah si penguasa dunia bawah. Choi Minho.

“Ke mana aku harus meminta bantuan?”

“Dewi! Dewi!”

Min Jung menoleh. Song Joong Ki mendatanginya dengan tergesah.

“Ada apa?”

“Pu.. putrimu…”

“Kenapa dengan putriku? Dia masih baik-baik saja kan? Aku akan menjemputnya. Aku akan membawanya kembali.”

“Bu… bukan itu ta… tapi…”

“Katakan dengan jelas, Joongki-ssi. Apa yang terjadi pada putriku!”

Min Jung memekik. Kekhawatirannya memuncak ketika ada yang membicarakan sang putri. Bahkan berita kecil pun akan membuat perasaannya terguncang.

“Aku mendengar kalau… putrimu… dia… menikah dengan Choi Minho.”

“MWORAGU?”

Min Jung semakin terguncang. Tak mengerti apalagi yang harus dia lakukan kini. Menjemput putrinya saja dia tak bisa, apalagi kalau putrinya menikahi si penguasa dunia bawah itu. Apa yang bisa dia lakukan?

Eotteoke… eotteoke jigeum…

Min Jung kembali terisak pilu. Kerinduannya pada sang putri dan mendengar kenyataan menyakitkan itu membuat perasaannya amat kacau. Dia kecewa pada dirinya sendiri yang tak bisa menjaga sang putri. Sekarang, dia tak tahu apa yang terjadi pada putrinya itu. Menikah dengan seorang monster? Dewa yang paling ditakuti karena kejam dan menyeramkan. Seperti apa nasib putrinya kini. Sungguh, Minjung tak habis pikir.

“Eotteoke… Chae Won-ah… putriku…”

**

“Kau ingin menunggangi Kerberos?” Tanya Minho pada Chae Won.

“Bolehkah?”

“Kenapa tidak. Sekarang dia milikmu juga. Dan mereka tampak sangat menyukaimu.”

Minho mendengus kesal dan melirik Kerberos yang tampak senang karena Chae Won mengelus puncak kepala mereka bertiga bergantian.

“Kau cemburu lagi, hah?”

“Tidak.”

“Kau cemburu. Bukankah begitu, Kerberos?”

Grrrr….

“Huh… jadi kau memilih bersamanya dibanding aku. Kau juga Kerberos, kau mengkhianatiku setelah selama ini aku menjagamu? Astaga…”

Omo… omo… kau benar-benar cemburu.”

Minho hanya mendengus. Di peluknya Chae Won dari belakang untuk menyembunyikan kekesalannya.

“Menikahlah denganku.” Bisik Minho pada Chae Won. “Agar aku yakin kau takkan pergi dariku dan memilih yang lain.”

Chae Won melepaskan tautan Minho dan menoleh padanya.

“Aku… tidak bisa.”

“Wae?”

“Ibuku. Aku ingin menikah dengan disaksikan ibu-ku. Tapi sampai sekarang kau tidak pernah mengijinkanku un…”

“GEUMAN!” Minho memekik. “Aku akan menikahimu dengan atau tanpa ibu-mu.”

Minho berbalik dan kembali meninggalkan Chae Won. Lelaki itu selalu geram jika Chae Won membahas tentang kembali ke dunia atas dan meninggalkannya.

“Maaf kalau membuatmu marah…” Gumam Chae Won lirih.

**

Min Jung masih terus terisak. Dia tak lagi bersemangat. Tak ada lagi keceriaan wanita itu kini yang mampu membuat bunga-bunga tumbuh dengan indahnya. Atau dedaunan hijau bersemi. Yang ada kini hanyalah tanaman-tanaman layu. Bahkan cuaca ikut menjadi kacau. Tak ada kehangatan sinar matahari. Dedaunan menguning dan berguguran. Seolah kehidupan akan mati seketika.

“Ada apa sebenarnya ini?”

Siwon –si dewa langit- mendatangi Min Jung di kediamannya.

“Oh… kau.”

“Ya, ini aku. Aku datang karena banyak dewa dewi dan para peri mengatakan jika tanaman-tanaman tidak tumbuh dengan baik. Mereka layu dan mati. Ini pasti  karenamu kan?”

“Maafkan aku… Aku tidak bisa merawat mereka lagi dengan baik.”

“Ada apa, Min Jung-ah? Katakan padaku. Aku akan membantumu.”

“Chae Won… kembalikan Chae Won padaku…” Sahut Min Jung dengan suara lirihnya.

“Chae Won? Putrimu?”

“Iya. Dia dibawa Minho ke kediamannya secara paksa. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku tak mungkin ke dunia bawah.”

“Aku mengerti.” Siwon menghela nafasnya sambil berpikir. “Aku akan coba berbicara dengannya nanti. Aku harap akan berhasil.”

**

Minho hanya menatap Chae Won dari kejauhan. Lewat jendela kecil yang terhubung dari ruang baca dengan kamar gadis itu. Pembicaraan terakhir mereka lah yang membuat hubungan mereka renggang kembali. Minho tak mampu mengendalikan perasaannya untuk tak marah setiap Chae Won mengatakan ingin pergi darinya.

“Maafkan aku…” Gumamnya lemah. “Aku tahu kau merindukan ibu-mu. Tapi jika kau kembali ke sana, kau tidak akan pernah kembali padaku. Dan aku takkan bisa melihatmu lagi seperti ini. Maafkan aku…”

Minho ikut meringis. Dia juga sedih dan sakit melihat wajah pedih Chae Won. Dia mengerti perasaan Chae Won tapi ego-nya benar-benar menguasainya.

“Minho… kau di sana?”

Minho berjengit saat Chae Won berbalik dan seolah menatapnya. Padahal dia yakin dari kamar Chae Won, dirinya takkan terlihat.

“Aku minta maaf.” Ucap Chae Won lirih. “Aku tahu aku salah karena membicarakan hal itu. Aku tahu kau pasti marah padaku karena hal itu. Maafkan aku, ne. Aku janji takkan membicarakannya lagi. Tapi jangan diami aku seperti ini.”

Chae Won terisak kecil. Dan Minho mendengarnya. Hatinya kian pilu mendengar Chae Won bersedih karena dirinya sendiri.

“Kumohon… maafkan aku, Minho…”

BRAK!

Pintu kamar Chae Won terbuka lebar. Minho tiba-tiba muncul dari sana. Berlari ke hadapan Chae Won dan memeluknya erat-erat.

“Apa aku menyakitimu hingga kau menangis seperti ini?”

“Hmm… karena kau pergi begitu saja dan tak mau bicara lagi denganku.”

“Maaf… aku hanya ingin menenangkan pikiranku.”

“Jangan lakukan itu…”

“Hmm… tidak akan. Karena aku tak suka kau menangis. Apalagi jika aku lah penyebabnya.”

Minho melepas tautannya. Menyeka air mata di kedua pipi Chae Won. Menatap kembali lekat-lekat wajah gadisnya. Memuaskan kerinduannya yang telah beberapa lama ini tak dapat memandangi dengan puas si gadis.

“Katakan jika kau mencintaiku…”

“Aku mencintaimu.”

“Menikahlah denganku…” bisik Minho di telinga Chae Won.

Perlahan wajahnya merapat dengan wajah Chae Won. Memiringkannya untuk memastikan jika bibirnya dapat menyentuh dengan pas bibir ranum Chae Won. Gadis itu pun tak mengelak. Hatinya ikut dilingkupi perasaan cinta yang meluap-luap seperti yang Minho rasakan.

**

Pernikahan Chae Won dan Minho sudah bukan lagi rumor belaka. Keduanya menikah. Tanpa kehadiran Min Jung –ibu Chae Won. Chae Won tak mempermasalahkannya lagi karena menganggap dirinya memang sudah takkan bisa lagi kembali ke dunia atas untuk bertemu ibu-nya. Di dunia bawah, bersama Minho adalah kehidupannya yang baru. Meski hatinya bersedih setiap kali mengingat sang ibu, kehadiran Minho perlahan mampu menghapus kesedihannya.

“Choi Minho…”

Minho tersenyum tipis melihat Siwon datang. Pernikahannya sudah lewat tapi pria itu baru mendatanginya.

“Kau tidak hadir dalam pernikahanku tapi… ada apa gerangan kau datang tiba-tiba.”

“Aku memberikan hadiah. Apa tidak cukup sebagai kompensasi ketidakhadiranku? Pekerjaanku menumpuk.”

“Yayaya kau lebih sibuk dibanding aku. Anggap saja begitu. Jadi apa yang membawa seorang dewa langit sepertimu mengunjungi dunia bawah seperti ini. Pasti ada sesuatu hal yang ingin kau sampaikan bukan?”

“Ya. Kau benar. Ini mengenai Chae Won, istrimu.”

Dahi Minho berkerut. Hatinya jadi merasa was-was seketika. Pasti sesuatu yang akan di sampaikan Siwon adalah hal yang tak mengenakkan untuknya.

“Apa itu?”

“Kembalikan dia pada ibu-nya.”

“Tidak. Tidak akan pernah! Dia istriku!”

“Tapi dia juga seorang putri bagi orangtuanya. Bagaimanapun seorang ibu tak bisa dipisahkan dengan anaknya!”

“Apapun itu aku takkan membiarkannya!”

“Choi Minho! Jangan egois!”

“Bagiku Chae Won adalah segalanya. Aku takkan membiarkan dia pergi dari sisiku. Tidak akan.”

SIwon menghela nafasnya kasar. Ini benar-benar sulit. Dia tahu benar watak Choi Minho yang keras. Takkan pernah dia membiarkan apa yang dimilikinya direnggut. Para arwah yang sudah masuk dalam penjaranya saja takkan pernah dia biarkan kabur. Apalagi ini adalah seseorang yang amat dicintainya. Terlebih Minho selama ini tak pernah menyukai apalagi mencintai seorang wanita sebelum bertemu dengan Chae Won. Tidak manusia biasa, atau dari kalangan para dewi. Jadi kehadiran Chae Won pastilah sangat amat berarti bagi hidupnya.

“Tapi ibu-nya sedang sakit. Karena tak bertemu dengan putrinya, dia kacau. Tubuhnya kian lemah. Bahkan dia mengabaikan tugasnya.”

“AKU TAK PEDULI! KAU PERGI!”

“CHOI MINHO!”

“KUBILANG PERGI!”

Siwon menggeram kesal. Tapi di dunia bawah, Minho adalah penguasa. Se-hebat apapun Siwon, dunia bawah bukanlah tempatnya. Dia tak bisa melawan Choi Minho.

**

Tubuh Chae Won melemas. Mendengar percakapan antara Minho dan Siwon tentang ibu-nya, memecahkan pertahanannya selama ini. Jelas dia sudah berusaha sekuat mungkin untuk tak lagi ingin bertemu sang ibu meski kerinduannya kian memuncak. Namun, mendengar ibu-nya sakit karena merindukannya, tentu membuat hati anak manapun ikut tersayat. Chae Won tak dapat membayangkan seperti apa kondisi ibu-nya kini. Dia menyesal… Amat menyesal…

“Chae Won-ah…” Minho terkejut melihat Chae Won yang tengah terisak dan terduduk di lantai. “Ada apa…”

Eomma… Uri eomma…

Minho menggeram kecil. Chae Won telah mengetahui percakapan antara dia dan Siwon. Sekaligus mengetahui kondisi ibu-nya yang tak baik.

“Bolehkah… bolehkah aku menemuinya? Sekali saja….” Pinta Chae Won lirih.

“Chae Won-ah, jangan memaksaku untuk mengabulkan permintaanmu yang satu itu. Kau tahu kan aku tak bisa.”

“Apa kau tak percaya padaku? Aku mencintaimu sungguh… Tapi aku juga merindukan ibu-ku. Dia sedang sakit karena ingin bertemu denganku. Tak bisakah aku menemuinya. Aku janji akan kembali. Kau bisa minta Kerberos menjemputku jika memang kau tak percaya. Aku… aku hanya ingin menemuinya. Kumohon…”

Minho mendesah pelan. Menyaksikan sekali lagi gadisnya menangis karena dirinya membuat hatinya perih. Terlebih dengan kalimat penuh permohonan Chae Won. Bukannya dia tak percaya jika Chae Won mencintainya dan akan kembali padanya. Hanya saja… dia yakin jika sang ibu-lah yang takkan mengembalikan putrinya pada dirinya.

“Aku akan mengabulkannya tapi dengan satu syarat…”

Chae Won menatap Minho dengan senyuman lebarnya. Dia tahu jika suami-nya amat mencintainya dan tak mungkin se-kejam itu padanya.

“Apapun itu.”

**

Min Jung bersama Siwon telah berada di batas antara dunia bawah dan atas. Min Jung tampak bersemangat setelah mendengar kabar dari Siwon jika Minho bersedia mengembalikan putrinya.

“Apa benar dia akan mengembalikan putriku?”

“Minho tak pernah mengingkari janjinya atau menarik perkataannya. Aku yakin dia akan mengembalikan Chae Won padamu.” Sahut Siwon.

Ne. Aku hanya tidak sabar. Akhirnya aku bisa kembali bersama putriku.”

Perlahan-lahan suara geraman terdengar dengan cahaya api kegelapan yang kian membesar menghampiri tempat Siwon dan Min Jung berada. Keduanya terpaksa memundurkan langkah agar api kegelapan itu tak mengenai mereka.

Dari sana, muncul Kerberos yang datang bersama tuan dan istrinya.

“Eom… ma…”

“CHAE WON!”

Min Jung berlari ke arah Chae Won. Namun tangan Chae Won masih di tahan Minho.

“Minho…”

“Ini sulit bagiku.” Bisiknya lirih.

Chae Won tersenyum kecil. Berbalik dan mencium singkat bibir suaminya.

“Aku akan kembali.”

“Kau pasti kembali. Hanya… itu sangat lama.”

“Kau bisa mengunjungiku.”

“Tidak. Dunia atas bukanlah tempatku.”

“Kau hanya jaga image. Kau harus bertemu ibu-ku.”

“Aku sudah mengenalnya.”

“Darimana?”

Minho hanya tersenyum kecil.

“Chae Won…” Min Jung sudah berada sangat dekat dengan sang putri. Bulir air mata kembali menghiasi wajahnya. Dia tak dapat lagi membendung perasaan rindu dan harunya. “Aku merindukanmu.”

“Eomma…”

Chae Won memeluk erat ibu-nya. Sudah amat lama baginya tak merasakan kehangatan sang ibu. Tak lagi melihat senyuman menenangkan sang ibu. Sudah lama pula dia tak melihat matahari terang yang menyinari harinya.

“Kau selalu punya caramu sendiri untuk mendapatkan yang kau inginkan.” Ucap Siwon pada Minho.

“Bukan masalah untukku asal dia tak melirik pria lain.” Sahut Minho. Kembali menunggangi kerberosnya dan menuju kediamannya –dunia bawah.

**

Minho dengan diantara Siwon pergi mengunjungi Min Jung di rumahnya. Saat Minho datang, wajah dewi itu tak bersahabat sama sekali. Kegeraman juga kekesalannya memuncak. Dia tahu jika pria yang baru saja datang adalah penculik putrinya.

“KAU! KEMBALIKAN PUTRIKU!” Pekiknya lantang.

Minho hanya terdiam. Perlahan dia mendekati Min Jung lantas berlutut di hadapannya.

“Aku mencintainya. Sangat mencintainya. Putrimu, Cho Chae Won. Dia adalah segalanya bagiku. Seperti yang kau rasakan terhadapnya. Aku sadar jika selama ini aku menyakiti hatinya karena telah memisahkannya dari satu-satunya keluarga yang dia miliki. Aku juga mengerti perasaanmu bagaimana rasanya ditinggal oleh seseorang yang amat kau cintai dan berharga bagimu. Kita sama…”

Min Jung terdiam. Penjelasan Minho juga bagaimana pria itu berlutut di hadapannya membuat dia amat terkejut. Setahunya Minho adalah sosok dewa yang amat ditakuti. Kharisma juga kekuatannya amat membuat semua makhluk memilih untuk tak berurusan dengannya.

“…hari ini dia menangis karena tahu ibu-nya sedang sakit karena merindunya. Itu kesalahanku. Dan hatiku ikut sakit saat melihatnya menangis seperti itu. Hanya saja… ego-ku mengalahkan segalanya. Aku tetap tak mau kehilangannya. Karena aku yakin jika aku mengembalikannya padamu, kau takkan pernah mengijinkannya menemuiku.”

Min Jung masih terdiam. Penjelasan Minho memang benar. Dia takkan pernah lagi membiarkan putrinya pergi dari sisinya. TIdak akan se-inchi pun. Dia tak ingin lagi menyesal.

“Jadi…” Minho menatap Min Jung lekat-lekat. “Aku memintanya memakan buah delima dari dunia bawah.”

“MWO? Bukankah itu artinya dia tak boleh keluar dari sana. Bukankah sama saja kau tak membiarkannya menemuiku! Apa maksudnya Minho-ssi!”

Minho menghela nafasnya perlahan. Dia sudah memikirkannya masak-masak. Dan hal itu lah yang terlintas di pikirannya. Meminta Chae Won memakan sepotong delima dari pohon di dunia bawah. Yang artinya jika seseorang memakan/meminum sesuatu dari dunia bawah, maka mereka harus tinggal di dunia bawah.

“Minho telah membuat kesepakatan denganku.” Sela Siwon. “Chae Won tetap tinggal di dunia bawah dan bergantian tinggal denganmu di dunia atas. Bukankah cukup adil? Dia bisa bersama ibu-nya juga suami-nya. Kalian pasti juga berarti bagi Chae Won. Jika salah satu dari kalian memaksanya untuk tinggal, maka akan menyakitinya juga. Maka aku membuat kesepakatan itu.”

Min Jung tak dapat berkata apapun. Hal itu lebih baik dibanding dia harus menelan kerinduannya sendiri pada sang putri. Setidaknya dia masih bisa melihat putrinya selama beberapa waktu dan menahan kerinduannya di waktu lainnya.

“Baiklah. Aku menerimanya.”

Minho tersenyum. Begitu juga dengan Siwon. Akhirnya permasalahan mereka selesai dan tidak ada yang tersakiti.

**

Konon… Kembalinya Chae Won pada Min Jung membuat tanaman-tanaman bersemi sementara ketika Chae Won kembali pada Minho akan membuat tanaman-tanaman layu dan tak berkembang lantaran Min Jung bersedih. Itu-lah yang menyebabkan adanya pergantian musim.

** END **

*NB : Happy Valentine’s Day readers…. ^^ Semoga semakin mencintai sesama lebih dan lebih lagi. Terutama mencintai karya-karyaku hahaha…

Untuk hari spesial ini aku hadirkan satu cerita yang diadaptasi dari sebuah mitologi yunani. Jadi bayangkan mereka dewa-dewi ya hahaha Karena mitologi tentu banyak hal yang gak masuk diakal yang terjadi. Jadi cukup nikmati saja ceritanya dan semoga gak baper… hahaha

Have a nice day and nice weekend!!!

Ditunggu commentnya ^^ Gamsahaeyo *BOW*

14 responses to “Hades & Persephone

  1. Huwaa aku bingung komen apa…karena jujur ini bagus banget, kata katanya trs penyampaian ceritanya enak bgt ….dan ni gara gara dewa cinta kita yg manah ke minho …dan minho nemuin pujaan hatinya chae won….. Dan alasan pergantian musim ternyata karena itu….asli keren banget ceritanya…jadi ini ceritanya pas sebbelum myungsoo suka sama suzy kan ….ahh jinja, daebak

  2. luluh juga cahewon dapatnya minho.. ya ampunn minho masa hewa aja dicemburui. hedehhh
    aigoo unutng ja masalahnya dapat terselesaikan. happyy
    happy ending.. gomawo eonni.. ceritanya bgus2. aq suka ketiga ceritanya. tpi myungzy pling suka, perjuangan cinta.hehehe

  3. Minho terlalu egois ya,,masa chae won gk dibolehi ketemu sama eomma ny pdahal dy jga tw gimana rasanya kalau berpisah dri org yg mereka sayangi,,tapi yah itu cara minho untk mencintai chae won,,sama kaya myung

    Kisah ny hampir mirip ya cewek ny diasingkan semua,,gak suzy gk chae won dipisahkan dri keluarga ny,,gk tw kalau soojung ny..

    Jadi penasaran dgn kisah soojung ny gimana,,

  4. Minho egois ya,,masa chae won mw ktemu eomma ny gk dibolehin,,padahal kan dy tw gimana rasanya berpisah dgn org yg paling disayangi,,tapi yah begitu lah cara minho mempertahankan chae won sama kayak myung..

    Cerita nya hampir mirip yah! Cewek ny di pisahin dri keluarga ny semua,,gak suzy gk chae won gk tw dgn soojung,jadi penasaran gimana kisah soojung ny..

  5. Ampun dah minho langsung jatuh cinta ama chaewon dan main bawa kabur gitu aja.
    Hahahaha 😊 😂 😂
    Dewa bawah tanah jatuh cinta kelakuan y lucu juga.. Cinta emang bisa melakukan segalanya.
    Seneng baca y.. Akhh deg2an sendiri akunya,, kayak aku yg lagi jatuh cinta

  6. wah udah lama aku ngak mampir d sini..crtanya bgus tpi minho egois bnget tpi ngak apa2 deh kerna masalah nya jga udah selesai chae won udah nikah sma minho dan minjung jga bisa ketemu chae won..ditunggu ffnya yg lain ya..^^

Tinggalkan komentar