Dating Scandal (Ep. 11)

Dating Scandal copy

Cast : Cho Chae Won I Choi Minho I Goo Hara I Nam Joo Hyuk

Other : Jang Kiyong I Kim Jonghyun I and many more…

Genre : Entertainer Life, Romance

Length : Chaptered

Poster & Storyline : Rosaliaaocha

**

“Can I Trust You Now?”

**

Ep.11 : Runaway

**

Keadaan kian genting. Pemberitaan pelecehan itu bahkan sudah sampai ke pihak berwenang –kepolisian. Kasusnya diusut meski tak ada tanggapan berarti dari kedua belah pihak. Lee Junki sendiri hanya terdiam di kediamannya. Meratapi nasibnya yang hancur –mungkin- sebentar lagi. Tapi dia menerimanya. Tak ada perlawanan atau sekedar meminta penjelasan dari Chae Won. Toh dia pernah berkata jika dia akan melakukan apapun –bahkan dibunuh sekalipun- asal dimaafkan oleh Chae Won.

Chae Won sendiri tak bisa benar-benar lega. Pikiran dan hatinya tak bisa sepaham. Tak ada kata damai di antara keduanya. Membuat dirinya pun kebingungan sendiri harus melakukan apa. Ditambah, Kiyong juga orang-orang yang bisa dipercayainya satu demi satu menjauh. Entah itu karena tak suka akan sikapnya atau karena tak ingin terlibat dalam kasus besar seperti ini. Kecuali Minho –kekasihnya.

“Teh?”

Dengan senyuman di bibir, Minho menyodorkan secangkir teh pada Chae Won. Pria itu menginap di apartemen milik Chae Won untuk menjaga gadis itu jika se-waktu-waktu membutuhkan bantuannya.

Gomawoyo, oppa.”

Cheonma. Apapun untukmu.”

Oppa, maaf membuatmu kesusahan dan kau bahkan harus cuti juga karena aku.”

Minho berlutut di hadapan Chae Won. Menggenggam kedua tangan Chae Won erat-erat. Tersenyum ke arahnya dan menatapnya dengan penuh keyakinan.

“Meski ini sulit. Tapi entah kenapa aku bahagia. Aku senang karena kita selalu bersama. Kau tahu? Ini pertama kalinya aku merasakan hal seperti ini. Sebelumnya, para gadis mengejarku, berkencan denganku, dan bersenang-senang denganku. Tapi kau mengajarkanku untuk menghargai setiap orang. Meski kau terlihat dingin dan menyebalkan, jauh dalam dirimu kau adalah gadis yang hangat. Kau juga tangguh dan kuat tapi entah kenapa selalu membuatku ingin melindungimu. Karena aku yakin ada sisi di mana kau amat rapuh, Wonnie-ya. Dan aku harap aku bisa selalu menjadi satu-satunya orang yang melindungimu dan menjadi tempatmu bersandar. Seperti saat ini.”

Hati Chae Won bergetar hebat. Entah apa yang dirasakannya kini. Dia merasa amat menyesal karena mempermainkan hati Minho yang tulus padanya. Dia yakin itu. Terlihat jelas di kedua mata pria di hadapannya yang tengah menatapnya penuh ketulusan.

Tak dapat dibendung, air mata mengalir dari pelupuk matanya. Hatinya sakit hanya karena membayangkan jika apa yang dilakukannya akan berakibat buruk pada semua orang yang disayanginya. Termasuk Minho. Meski dia tak yakin jika dia sudah mencintai pria yang ada di hadapannya, tapi dia tahu perlahan-lahan hatinya telah terpaut olehnya.

“Menangislah sepuas-nya, Chae Won-ah. Kau pasti amat terluka dan tertekan.”

Minho meraih tubuh Chae Won. Memeluknya erat agar keadaan gadis itu bisa jauh lebih baik.

**

Berbeda dengan kondisi Chae Won dan Minho yang berada dalam kekalutan, Hara justru sedang tersenyum penuh kebahagiaan. Baru saja album barunya rampung dia selesaikan. Hanya tunggu beberapa hari lagi dia akan segera comeback dan dia yakin sekali dia akan menuai banyak pujian untuk kali ini.

“Aku lega semuanya berjalan lancar.” Ucap Hara pada Joohyuk yang masih berada di studio rekamannya. “Berkatmu juga, Joohyuk-ah. Gomawo.”

Ne, noona. Cheonmaneyo. Aku senang bisa membantumu.” Sahut Joohyuk dengan senyuman tipis. Tapi hembusan nafasnya terdengar frustrasi setelahnya.

“Kau kenapa?”

“Tidak. Hanya kepikiran akan sesuatu.”

“Apa itu jika aku boleh tahu?”

“Hmm…” Joohyuk berpikir sejenak. Dia bingung apakah dia bisa memberitahu noona-nya itu atau tidak. “…sebenarnya aku memikirkan scandal yang sedang hangat belakangan ini.”

“Tentang Produser Lee dan Cho Chae Won?”

Ne. Aku khawatir pada Chae Won-ssi. Dia pasti sedang tertekan sekarang.”

Joohyuk kembali mendesah pelan. Sementara Hara menunjukkan senyuman kecilnya dan menepuk pundak Joohyuk.

“Jika kau mengkhawatirkannya, bukankah lebih baik kau menemuinya? Aku yakin dia akan senang dan lebih baik perasaannya.”

“Begitukah, noona?”

“Tentu saja. Karena sesama yeoja, aku cukup mengerti perasaannya.”

Ne, sepertinya aku harus menjenguknya.”

**

“Aku khawatir padanya.”

Sooyoung mendesah pelan. Dia dan Kiyong berada di ruangannya. Sudah beberapa hari berlalu sejak dimulainya kekacauan. Dan kian lama, keadaannya kian mengkhawatirkannya.

“Aku juga sebenarnya, sajangnim. Tapi… akh… entahlah kenapa dia berbuat hal seperti itu?”

“Apa ada seseorang yang menemuinya sebelum ada pemberitaan itu?”

“Kau tahu kan terakhir kali dia berdiam diri di kamar terus menerus tanpa mau berbicara dengan siapapun. Dia juga menangis dan tak mau makan apapun juga. Lalu… Akh…” Kiyong tiba-tiba teringat sesuatu. “Saat itu Hara-ssi datang. Lalu setelah dia pergi, Chae Won keluar kamar terburu-buru. Dan setelah itu dia tidak lagi mengurung diri di kamar seperti tak pernah terjadi apapun. Hanya saja… aku justru merasa ada hal yang aneh.”

“Hara? Goo Hara? Lawan mainnya di film itu?”

Ne. Aku sangat mengenalnya. Aku tak mungkin salah. Saat itu aku pikir setelah berbicara dengan temannya keadaan Chae Won membaik.”

“Teman? Hahaha… Kau tahu jika Chae Won tak punya teman kecuali kau, aku, dan dr. Ahn di rumah sakit tempat ibu-nya dirawat.” Ucap Sooyoung mulai mencurigai sesuatu. “Lagipula, apa hubungan mereka saat syuting kemarin cukup dekat?”

“Tidak juga sih. Chae Won selalu ketus padahal Hara sangat baik dan ramah padanya.”

“Sudah kuduga.”

“Ne?”

“Pasti ada yang mengancam sesuatu padanya. Dan tersangka utamanya adalah Goo Hara. Aku yakin.”

M… mwo? Sajangnim, Anda tidak boleh menuduh sembarangan. Lagipula Hara-ssi terlihat baik. Justru Chae Won yang tak suka padanya.”

“Bukankah itu bisa jadi penyebabnya? Dia pasti merasa dihina oleh Chae Won karena sikap dan kata-kata Chae Won yang tak pernah ramah padanya. Sebagai seorang senior, harusnya Chae Won menghormatinya tapi ini?”

“Apa hanya karena itu?”

“Pasti ada alasan lainnya tapi itu juga cukup kuat. Kita perlu selidiki, Kiyong-ah.”

“Hmm… aku akan menyelidikinya. Aku ingin uri Wonnie kembali.”

Sooyoung mengangguk dengan senyuman tipisnya.

**

“Aku keluar sebentar, ne. Ada perlu. Aku akan segera kembali.”

Kalimat itu terdengar menakutkan bagi Chae Won bersamaan dengan kepergian Minho dari apartemennya. Tapi dia tak mungkin meminta pria itu terus berada di sisinya, terkurung di dalam apartemennya terus menerus seperti ini. Maka, Chae Won hanya bisa mengangguk sambil tersenyum lirih. Berharap Minho membatalkan keinginannya.

“Aku janji takkan lama. Jika terjadi sesuatu, hubungi aku oke?” Ucap Minho lagi yang ikut khawatir dengan kepergiannya dari Chae Won. Terlebih melihat keadaan gadis itu kini. Benar-benar lemah.

Chae Won kembali mengangguk dan tersenyum lebih lebar untuk membuat Minho berkurang kekhawatirannya.

Cup… Sebuah kecupan lembut diberikan Minho pada Chae Won sebelum pria itu benar-benar pergi dari apartemen Chae Won.

Tak lama setelah kepergian Minho, sebuah pesan diterima Chae Won di ponselnya. Nama Goo Hara tertera di sana.

-Rencana terakhir laksanakan hari ini-

Chae Won menghela nafasnya panjang. Hidupnya setelah ini mungkin akan lebih hancur. Dia yakin itu.

**

Joohyuk bergegas menuju apartemen Chae Won dengan senyuman lebar sekaligus buah tangan yang dia khusus bawakan. Sudah sangat lama rasanya dia tak bertemu dengan gadis itu. Gadis yang selalu menghantui pikirannya dan kerap membuatnya resah.

“Aku harap kau baik-baik saja, Wonnie-ya.”

Ting… Tong… Ting… Tong…

Joohyuk menekan bel beberapa kali. Tak lama suara knop pintu terbuka terdengar dan membuat Joohyuk menghentikan jarinya menekan bel.

Annyeonghaseyo, Cho Chae Won.” Salam Joohyuk pada sosok gadis yang muncul dari balik pintu. “Orenmaniyeyo. Bangapseumnida.” Senyuman lebarnya mewakili betapa bahagianya dia bisa melihat kembali sosok gadis pujaannya itu.

“Silahkan masuk!” Ucap Chae Won datar.

Joohyuk menatap Chae Won lekat-lekat. Ada yang aneh dari gadis itu namun dia tak tahu. HAnya saja, Joohyuk tak mempedulikannya. Baginya sekarang, bisa bertemu dan berbincang lagi dengan Chae Won seperti dulu sudah cukup.

“Apa kabarmu?” Tanya Joohyuk setelah duduk di sofa ruang tv apartemen Chae Won sementara gadis itu berada di dapurnya untuk mengambil minuman.

“Tidak terlalu baik. Kau sendiri?”

“Lumayan. Aku sedikit sibuk belakangan ini karena Hara noona meminta aku menjadi produser albumnya.”

“Ahh… chukkae kalau begitu.”

“Aku belum tentu berhasil. Aku tak yakin karena industri musik saat ini cukup panas. Hehehe…”

“Tapi aku yakin kau berhasil.” Chae Won menyodorkan segelas orange juice untuk dirinya juga Joohyuk lantas duduk berdampingan dengan pria itu. “Kau berbakat.”

Gomawoyo pujiannya. Aku turut sedih dengan apa yang terjadi padamu. Kau pasti sangat tertekan. Maaf baru menemuimu sekarang.”

“Gwaenchana. Aku sudah lebih baik. Tidak perlu merasa menyesal. Ini masalahku.”

“Seperti dirimu biasanya. Kau tak pernah mau berbagi penderitaanmu. Aku merasa kali ini pun kau juga tengah menyembunyikan sesuatu.”

“Tidak ada.”

Geotjimal. Tak ada senyuman atau raut wajah biasanya darimu. Meski kau tak sering tersenyum tapi aku cukup tahu saat di mana kau sedang dalam masalah atau kau baik-baik saja.”

“Sok tahu.”

“Aku tahu. Sungguh.”

“Terserah.”

Joohyuk tersenyum kecil. Menatap lebih lekat gadis di sampingnya. Tubuhnya ikut menyamping agar bisa duduk berhadapan dengan gadis itu. Memperhatikan lebih teliti raut wajah gadis pujaannya.

“Apa Choi Minho menyakitimu?” Tanya Joohyuk tiba-tiba.

Chae Won menarik salah satu alisnya ke atas.

“Kenapa bertanya hal seperti itu?”

“Tidak. Hanya… aku merasa dia tak pantas untukmu.”

Chae Won menghela nafasnya kasar. Raut wajahnya semakin lirih.

“Aku yang tak pantas untuknya, Joohyuk-ah…”

Joohyuk semakin bingung dengan sikap juga kalimat yang dilontarkan Chae Won. Gadis itu benar-benar aneh. Padahal ini kali pertama mereka kembali bertemu. Tapi Joohyuk tak tahu jika sudah banyak hal terjadi pada Chae Won selama ini ternyata.

Drrt… drrt… ponsel Chae Won bergetar kembali. Sebuah pesan masuk muncul di layarnya. Chae Won mendesah pelan saat melihat pesan tersebut. Dan lagi-lagi Joohyuk mengerutkan dahinya heran.

“Joohyuk-ah… bantu aku, ne?”

Eoh?

Chae Won tiba-tiba merengkuh tubuh Joohyuk. Memeluknya erat dalam dekapannya. Tanpa berkata apa-apa hingga Joohyuk berjengit kaget.

BRAK!

“CHO CHAE WON! IGE MWOYA?”

Minho datang tiba-tiba. Melepaskan tautan Chae Won pada Joohyuk. Joohyuk sendiri terkejut tapi tidak bagi Chae Won. Gadis itu beranjak dari posisinya dan berdiri berhadapan dengan Minho.

Wae? Kau terkejut, Minho-ssi? Ah… aku lupa jika kau sangat mencintaiku kan? Tapi sepertinya kau salah paham dengan sikapku. Aku tak memiliki perasaan yang sama denganmu. Hanya saja… karena selama ini kau cukup berguna, maka aku memilih berpura-pura menyukaimu juga. Tapi sejak awal aku sungguh tak menyukaimu. Yang kucintai hanya Nam Joo Hyuk. Bukan kau. Tapi… jika kau memang masih mencintaiku, kau bisa jadi yang kedua? Bagaima…”

PLAK!

Minho menggeram. Tangannya meluncur ke pipi kanan CHae Won hingga pipinya memerah. Joohyuk yang tadinya masih duduk terpaku, beranjak dari tempat duduknya lantas meraih kerah baju Minho.

“Beraninya kau!” Pekik Joohyuk geram.

“Lepaskan! Kalian berdua benar-benar menjijikan.” Ucap Minho lantas berbalik pergi dari sana.

Tak hanya Minho rupanya. Dia bersama sosok Hara di belakang tubuhnya dan berjalan mengikuti langkah Minho.

“Chae Won-ah, gwaenchana?”

Joohyuk menatap Chae Won. Gadis itu terpaku sambil memegangi pipi bekas tamparan Minho.

“Bisakah tinggalkan aku sendiri?”

“Tapi…”

“Kumohon…”

Joohyuk mendesah pelan. Dia menyetujuinya setelah mengantarkan Chae Won ke kamarnya. Setelah itu dia pun ikut pergi dari apartemen gadis itu.

**

Oppaaaa… bantu aku, ne? ne? ne? Jebalyo… hanya kau yang bisa membantu. Relasimu kan sangat banyak dan luas.”

Sooyoung membujuk kakaknya –Siwon- agar mau membantunya menyelidiki tentang pemberitaan yang beredar.

“Sudah jelas artismu itu yang mengajukannya, Sooyoung-ah. Apalagi yang harus diselidiki?”

“Aku tahu itu. Tapi-tapi apa kau tak curiga dengan beberapa pemberitaan tentang Chae Won dan Minho datang dari satu sumber yang sama?”

Ne? Maksudmu?”

Sooyoung mengeluarkan sejumlah majalah dan artikel yang terdapat berita tentang Chae Won dan Minho.

“Berita di cottage kita itu berasal dari Q Magazine, wartawan Lee Kwang Soo. Masalah yang terakhir mengenai pelecehan itu juga bersumber dari majalah dan wartawan yang sama. Bukankah… itu aneh?”

Siwon meneliti apa yang dikatakan Sooyoung dan seperti yang dikatakan memang majalah itu yang menyebar berita lebih dulu dibanding media lainnya. Ditambah dengan wartawan yang sama.

“Kurasa kita hanya perlu bertanya pada wartawan itu.”

“Aku sudah mencobanya tapi tak pernah bisa dihubungi. Eotteoke? Itu sebabnya aku meminta bantuanmu.”

“Hmm… jika tidak bisa menggunakan cara halus berarti harus cara kasar, keutchi?

Siwon menunjukkan smirk-nya diikuti  oleh Sooyoung. Kedua kakak-beradik itu tersenyum miring.

**

Minho menggeram kesal. Apa yang disaksikannya barusan membuat darahnya mendidih. Dia geram amat geram karena ‘perselingkuhan’ juga pengakuan Chae Won padanya.

Oppa, tenanglah. Eoh?”

“Bagaimana bisa tenang jika sudah seperti ini? Geu yeoja…”

Oppa… sudahlah. Bukankah bagus jika kau melihatnya sekarang sebelum kau semakin dalam mencintainya? Gadis sepertinya memang tidak pantas untukmu. Tidak perlu dipikirkan lagi. Itu hanya akan menyusahkanmu.”

“Aku akan mengantarmu pulang, Hara-ya.”

Oppa… aku bisa menemanimu dulu. Kau pasti butuh tem…”

“Kau harus pulang.”

Hara mendesah pelan. Padahal tujuannya dengan sengaja menemui Minho hingga menemaninya ke apartemen Chae Won adalah agar bisa mengambil hati pria itu lagi. Tapi tak disangka, Minho justru mengusirnya seperti ini.

“Jika kau butuh teman bicara, hubungi aku saja oppa.”

**

Chae Won tak kalah kalutnya dengan Minho. Bukannya tidur dan beristirahat, gadis itu justru menangis dalam kamarnya yang gelap gulita. Membiarkan perasaannya yang kacau dia keluarkan semua lewat air mata meski apapun yang dia lakukan takkan memperbaikki apapun.

Dia benar-benar sendirian sekarang. Tak ada lagi manajernya yang baik hati meski dia selalu ketus. Tak ada lagi direktur Choi yang dianggapnya seperti kakak sendiri. Tak ada lagi seorang pria yang tulus berada di sisinya hingga mengorbankan dunianya sendiri menemaninya –Minho. Tidak ada satu orang pun kini yang bisa dia jadikan tempat bersandar atau berbagi lagi. Joohyuk mungkin benar. Karena dia selalu menyimpan semuanya sendiri. Benar-benar sendiri.

“Aku harus menemui eomma…” Gumamnya pelan dan beranjak dari tempat tidurnya. Berjalan keluar dari kamarnya yang masih gelap gulita dan mengambil kunci mobilnya.

**

Hyung, tambah lagi!”

Minho sudah berada dalam ambang batas kesadarannya setelah meneguk beberapa gelas minuman beralkohol dengan tingkat alcohol yang tinggi. Ditemani Jonghyun –manajernya- yang kian pusing dnegan kelakuan Minho yang tiba-tiba ini.

“Cukup, Minho-ya. Cukup. Kau sudah mabuk.”

“Akh… cepat berikan lagi! Aku bisa membayarnya kok!”

“Bukan itu, Minho-ya. Tapi ini bahaya. Sudahlah…”

Hyung! Kenapa kau menyebalkan hah! Kau menyebalkan seperti geu yeoja. Geu yeoja yang mengambil hatiku lalu mencampakkan dan membuangnya begitu saja. Apa itu! Si pencipta lagu tinggi seperti tiang listrik dan kekanakkan itu! Kenapa dia memilihnya dibanding aku hah? Apa bagusnya coba?”

“HAHAHAHA…. JADI KAU PATAH HATI! HAHAHAHA!!!!”

Jonghyun yang mendengar pengakuan jujur Minho terbahak-bahak bukannya ikut sedih.

HYUNG! Jangan tertawa!”

“A… abis kau lucu. Hahaha… astaga cassanova kita patah hati begitu? Ya… ampun akhirnya kau terkena karmanya juga sekarang. Aku bersyukur.”

HYUNG!”

“Dengarkan aku ya, Minho-ssi. Ini pertama kalinya kau merasakan patah hati dan hancur karena dicampakkan. Apa kau lupa jika sudah banyak gadis di luar sana yang sudah banyak kau sakiti seperti ini? Aku tak tahu berapa banyak. Tapi kupikir memang kau harus merasakannya.”

“Be… begitu ya… hyung?”

Ne. Kau harus merasakannya, merenunginya, baru pikirkan apa yang selanjutnya harus kau lakukan. Sekarang sebaiknya kau istirahat dan jangan menyusahkanku lagi!”

“Ne… ne…”

BRUK!

Minho terjatuh di meja tempatnya dan Jonghyun sedang minum. Tertidur lelap karena sudah lelah juga sangat mabuk.

“Kau tetap saja menyusahkan.” Gerutu Jonghyun kesal.

**

“Kau menginap di sini?”

  1. Ahn menghampiri Chae Won yang duduk di depan bangsal ibu-nya dirawat.

“Iya.”

“Pulanglah, nanti kau sakit.”

“Toh ini rumah sakit. Kalau aku sakit kan bisa dirawat.”

“Ck… kau ini.” Jae Hyun –dr.Ahn- duduk di samping Chae Won. “Ada masalah apa? Coba katakan pada oppa.”

“Cih… jangan bicara dengan nada menggelikan begitu.”

“Hehe… setidaknya kau tersenyum sekarang. Walau sedikit.”

Ne, oppa gomawoyo.”

“Jika kau tidak mau pulang, berarti kau harus menemaniku jaga malam. Oke?”

Heol… aku bukan perawat, oppa. Memang kau akan membayarku?”

“Berapapun aku mampu kok.”

“Issh… menggelikan.  Traktir aku kopi, otte?”

“Call.”

Keduanya beranjak dari tempat duduk dan menuju cafetaria rumah sakit untuk menikmati secangkir kopi bersama.

**

Hari demi hari berlalu. Bulan pun berganti. Tak terasa sudah hampir tiga bulan sejak masalah Chae Won dimulai karena kesepakatannya dengan seorang Goo Hara terjadi.

Chae Won memilih menetap di rumah sakit. Kadang jika ada ruang rawat kosong, Jae Hyun membiarkannya tidur di sana. Sarapan, makan siang, dan makan malam, dia selalu bersama dr. Ahn. Bahkan jika dr. Ahn memiliki waktu senggang, dia akan menemui Chae Won. Menemaninya bicara atau sekedar berjalan-jalan. Hingga terdengar rumor di dalam rumah sakit jika mereka berpacaran.

“Aku jadi merasa tak enak dengan oppa.” Ucap Chae Won saat makan siang bersama. Dan lagi-lagi bersama dr. Ahn. Itu juga membuat banyak pasang mata menatap ke arah mereka terus menerus.

“Kenapa?”

“Yaa… begitu. Tidak seharusnya kau selalu bersamaku kan? Kau pasti sibuk.”

“Jika aku ada pekerjaan aku akan mengerjakannya dan tidak menemuimu. Jika aku menemuimu, berarti aku sudah menyelesaikan semuanya. Tenang saja.”

Ne… ne… Tapi bukan hanya itu… tapi…”

“Rumor kita pacaran?”

Chae Won mengangguk kecil dengan semburat merah di pipi karena malu.

“Daripada hanya sekedar rumor bagaimana kalau kita ben…”

Jae Hyun menghentikan kata-katanya saat menyadari Chae Won tak lagi focus menatapnya. Melainkan menatap tv yang terpasang di dalam cafetaria.

-Setelah dirumorkan putus dengan Cho Chae Won. Kini actor Choi Minho kembali menjalin hubungan asmara dengan penyanyi yang baru comeback kembali, Goo Hara. Keduanya tertangkap kamera sedang berkencan di salah satu café ternama di Seoul hari sabtu kemarin. Masih belum ada konfirmasi dari kedua belah pihak maupun agensi. Namun, menghilangnya sosok Cho Chae Won di dunia hiburan menjadi salah satu tanda jika hubungannya dengan Minho memang sudah kandas.-

Chae Won menghela nafasnya perlahan. Kemudian mengalihkan lagi perhatiannya kepada Jae Hyun.

“Tadi oppa mau bicara apa?”

“Ah? Ani. Eobseo. Kita lanjutkan makan siangnya ne.” Ucap Jae Hyun dengan raut wajah kecewa yang tak disadari Chae Won.

**

-Setelah dirumorkan putus dengan Cho Chae Won. Kini actor Choi Minho kembali menjalin hubungan asmara dengan penyanyi yang baru comeback kembali, Goo Hara. Keduanya tertangkap kamera sedang berkencan di salah satu café ternama di Seoul hari sabtu kemarin. Masih belum ada konfirmasi dari kedua belah pihak maupun agensi. Namun, menghilangnya sosok Cho Chae Won di dunia hiburan menjadi salah satu tanda jika hubungannya dengan Minho memang sudah kandas.-

“Ini apa lagi?”

Jonghyun memekik lantang ke arah Minho. Dia geram karena setelah sekian lama tak ada scandal, lagi-lagi artisnya itu membuat masalah baru. Padahal dia baru saja kemarin mulai menjalani aktivitasnya kembali dengan syuting iklan terbaru.

“Aku tidak tahu rumor bodoh macam apa. Aku dan Hara hanya bertemu.”

“Tapi pertemuan itu diartikan lain, Choi Minho. Kau kan harusnya berhati-hati!”

“Mau bagaimana lagi? Aku sudah cukup hati-hati. Bahkan aku dan Hara datang juga pergi berlainan waktu.” Minho mendengus kesal. “Bukan masalah besar. Kami berdua tinggal katakan jka kami hanya berteman. Semuanya juga akan beres.”

“Inilah kenapa kau itu selalu terkena scandal. Karena kau selalu menganggap semuanya serba mudah. Ah ya, beberapa hari ini kedua kakakmu sering bertemu. Sepertinya ada pembicaraan serius.”

Jinjja? Aku tidak peduli.”

“Sepertinya mereka membahas tentang Chae Won-ssi.”

Minho terdiam sejenak. Kedua mata bulatnya semakin melebar. Terkejut sekaligus penasaran. Tapi harga dirinya yang super tinggi tak membiarkan dia bertanya lebih lanjut pada Jonghyun.

“Aku harap dia tidak dikeluarkan dari agensi Sooyoung-ssi.” Gumam Jonghyun lemah sambil melirik ke arah Minho. Dan seperti yang diduganya –untuk menjahili Minho-, pria itu menunjukkan wajah khawatirnya seketika.

“Sudahlah. Aku akan menemui Hara besok dan meluruskan semuanya. Panggil wartawan juga. Aku tidak mau Hyung mengocehiku lagi karena tidak bisa menyelesaikan masalah.”

Ne-ne… Aku harap segera selesai.”

**

“Sekarang wartawan itu bahkan memburu Minho.” Geram Siwon saat melihat pemberitaan siang ini. Sebuah scandal baru lagi.

“Kan sudah kubilang, oppa. Ini semua pasti ulah satu orang yang sama. Goo Hara. Aku benar-benar yakin ini ulahnya. Dia pasti ingin sesuatu.”

“Kurasa begitu. Tapi kita tidak punya cukup bukti.” Keluh Siwon.

Majayo. Hah… sampai kapan kita bisa membuatnya jera dan mengembalikan uri Wonnie.” Ucap Sooyoung lirih. “Kiyong-ah, kau tahu di mana Wonnie sekarang? Dia sudah menghilang tiga bulan.”

Gokjongmaseyo, sajangnim. Dia berada di rumah sakit tempat ibunya berada. Dia akan baik-baik saja selama di sana.”

“Syukurlah. Setidaknya dia berada di tempat yang aman.”

“Aku ragu sebenarnya.” Ucap Kiyong. “Bagaimana kalau wartawan itu akan mengincar Chae Won di rumah sakit. Kau tahu kan satu-satunya kelemahan Chae Won adalah ibunya?”

“Ah maja! Pasti itu yang membuat Hara berhasil mengancam Chae Won.”

“Maka dari itu. Apa tidak sebaiknya kita memindahkan ibu Chae Won dari rumah sakit itu sebelum wartawan itu ke sana?”

“Entahlah. Aku tidak yakin Chae Won akan setuju.”

Kiyong dan Sooyoung sama-sama mendesah pelan. Mereka frustrasi karena sudah sekian lama tak kunjung menemukan cara untuk mengembalikan Chae Won lagi.

“Aku punya ide.” Celetuk Siwon yang membuat kedua orang lainnya bersemengat kembali. “Aku harap ini berhasil.”

**

Minho menemui Hara hari ini setelah kemarin rumor sangat kencang beredar dan membuatnya harus kembali menghadapi berbagai wartawan di dekat tempat tinggalnya. Menyusahkan saja –pikirnya.

Seperti sebuah konfrensi pers yang tak resmi karena dihadiri belasan wartawan namun tempatnya tidak formal. Hanya di sebuah café tempat janjian mereka. Minho sendiri tak menyangka jika akan ada cukup banyak wartawan yang akan meliputnya. Mungkin karena bulan lalu Hara cukup berhasil dengan lagu barunya. Sekaligus menandai kembali dirinya –Minho- ke dunia hiburan setelah menghilang bersama Chae Won.

“Apa benar jika kalian bertemu di café beberapa hari yang lalu?”

“Apa kalian berkencan saat itu?”

“Apa kalian sudah berpacaran kembali?”

“Apa benar hubunganmu dan Chae Won-ssi sudah selesai?”

“Apa kau tahu di mana keberadaannya sekarang?”

“Apa benar jika kau dicampakkan olehnya dan Hara yang membuatmu kembali ke dunia hiburan?”

Minho mendesah pelan. Sedikit geram karena pertanyaan-pertanyaan tersebut cenderung memojokkan Chae Won. Meski benar adanya, tetap saja dia tak suka akan hal itu.

“Biar kuluruskan semuanya. Aku Choi Minho, sebenarnya ti…”

“Tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Cho Chae Won. Dan benar jika kami berkencan. Kami juga baru resmi berpacaran.” Hara menggenggam salah satu tangan Minho. “Tolong dukung kami!”

Minho terkejut mendengar pengakuan Hara yang diluar dugaannya. Sungguh, ini akan memperburuk keadaan.

“Ha… Hara… Apa yang kau bicarakan?”

Wae? Oppa tidak perlu menutupinya. Cepat atau lambat semua akan ketahuan juga. Jadi apa salahnya berbagi kebahagiaan lebih cepat?”

Hara menunjukkan senyumannya. Berbanding terbalik dengan Minho yang masih terkejut juga bingung.

**

“Kenapa kau tidak masuk saja dan temui ibumu?”

Jae Hyun bertanya pada Chae Won saat gadis itu lagi-lagi hanya melihat kondisi ibunya dari balik kaca pintu.

“Aku belum siap.”

Wae? Kalian pasti saling merindukan. Terlebih kau sudah tidak jadi artis lagi. Ibu-mu tak bisa melihatmu di tv lagi sekarang.”

“Entahlah. Aku tidak tahu kapan aku bisa menemuinya.”

Jae Hyun mengangguk. Lalu mengelus puncak kepala Chae Won –kegiatan kesukaannya.

“Anak nakal.” Gumamnya pelan sambil terkekeh. “Mau makan es krim?”

“Traktir?”

Ne-ne. Kau kan sudah miskin sekarang.”

Mwoya! Aku masih punya u…” Perkataan Chae Won terhenti saat melihat seorang pria berdiri di hadapannya. “…k… kau…”

Kedua mata Chae Won terbelalak sempurna melihat kehadiran pria itu.

**To Be Continued**

*NB : Hoaaah… akhirnya bisa update dan posting ff ini lagi hehehe… Mian buat yang sudah menunggu. Entah kenapa ini baru ada waktu dan ide jadinya baru bisa posting. Semoga makin seru dan tetep nunggu lanjutannya ya.

Inti dari episode kali ini adalah…. Chae Won diancam sampe akhirnya dia dipojokkan oleh berbagai berita terus dijauhin sama orang-orang yg disayangi deh. Sampe Minho pun kena akhirnya. Tersisalah dr. Ahn kece (*eaaa…) yg masih setia disisi Chae Won (*plus ngarep lebih) hahaha (*jadi sedih pas tahu dia udah taken di dunia nyata…hiks…)

So, dengan rumor yg Hara buat sendiri mengenai kisah pacarannya dan Minho, gimana hubungan Chae Won-Minho selanjutnya? Apakah Chae Won bisa kembali ke dunia entertainment lagi? Gimana Duo kakak-beradik Choi  (plus Kiyong) mengatasi masalah Chae Won? Dan siapa yang ditemui Chae Won di akhir episode????

Ditunggu Komentarnya ya (*makin lama kayaknya makin dikit)

Gamsahaeyo *BOW*

5 responses to “Dating Scandal (Ep. 11)

  1. Dih goh ara jahat bgtt sexh pengen buang ke sunagi han. khn kasian minho ama chaewon y kalau kayk gtu…
    Ikhh emoai aku y..

Tinggalkan komentar